Saya adalah
penikmat kesenian ludruk. Selama menempuh studi di Malang (2007-2012), tidak
jarang setiap malam saya mendengarkan kisah-kisah ludruk yang disiarkan radio
lokal. Parikan dan guyonan yang dilontarkan para pemain ludruk sering membuat
perut saya sakit karena tertawa terpingkal-pingkal. Bahasa ludruk yang
sederhana (bahasa suroboyoan kasar),
familiar dengan realita hidup sehari-hari, namun sangat mengena itulah yang
membuat saya jatuh hati.
Selain
penikmat ludruk, saya juga seorang calon imam. Bermula dari itu, saya pun
bermimpi supaya kelak dapat membuat parikan-parikan yang bermuatan katekese kepada
umat. Siapa tahu dengan bahasa parikan, nilai-nilai iman kekatolikan lebih
mudah dipahami. Siapa tahu dengan bahasa parikan, umat beriman menjadi lebih
tertarik dan bangga dengan iman kekatolikannya. Siapa tahu dengan bahasa
parikan, kaum muda menjadi semakin cinta akan identitas kekatolikannya. Namun siapa yang tahu bila tidak pernah dicoba?
Blog ini
adalah media untuk mewujudkan mimpi itu. Entah kelak berguna atau tidak, sukses
atau tidak, bermanfaat atau tidak, siapa yang peduli. Dalam hal ini saya
berpegang pada prinsip Gamaliel, “Biarkanlah mereka, sebab jika
maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi
kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini;
mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah." (Kis 5:38-39).
Semoga dengan
mengawinkan iman kekatolikan, bahasa jawa timuran, serta seni kreatif budaya
parikan, dapat lahirlah “sesuatu yang baru” yang bisa dinikmati banyak orang
dari berbagai kalangan umat beriman. Bila pabrik kata-kata Joger, Dagadu, dan
industri kreatif sejenis lainnya mampu memiliki para pencintanya sendiri,
semoga dapat terjadi demikian pula dengan proyek ini. Meski rasanya mustahil,
namun sesudah berpuluh-puluh tahun ke depan atau ketika jumlah parikan sudah
mencapai seribu, mungkin saja hal itu baru terwujud. Amiinnn..., dan semoga mungkiinnn......
Dalam proyek
ini, saya tidak bekerja sendiri. Saya bekerja secara tim dengan teman-teman
lain. Kami sendiri menyadari bahwa kami tidak memiliki dasar sebagai seniman ludruk yang pintar parikan atau budayawan yang tahu berkesenian sehingga mohonlah dimaklumi bila segala parikan yang dipasang di sini itu banyak yang tidak sesuai dengan kaedah atau pakem parikan ludruk yang sebenarnya. Kami hanya mencoba untuk mengakrabi kekayaan iman dan sekaligus tradisi parikan. Semoga saja dapat sejalan dan minimal sedikit enak didengar.
Akhirulkalam, semoga Tuhan sendirilah yang berkenan, dan tentu juga anda sekalian.
Akhirulkalam, semoga Tuhan sendirilah yang berkenan, dan tentu juga anda sekalian.
Tim Pengusaha PSK
(Maaf, ini bukan sejenis pekerjaan mucikari)
(Maaf, ini bukan sejenis pekerjaan mucikari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar